Cabang olahraga Paralayang yang selama ini hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu, saat ini menjadi salah satu wahana potensial wisata di Kota Batu, Jatim, yang bisa dinikmati oleh semua kalangan, termasuk masyarakat umum yang ingin menguji nyali.
Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Federasi Aero Sport Seluruh Indonesia (FASI) Kota Batu Imron Solihin, Selasa (29/1), mengakui, sebagai wahana dan potensi baru agar bisa dinikmati masyarakat luas, olahraga paralayang masih membutuhkan pembenahan dan perhatian serius, terutama prasarana dan sarana pendukung menuju lokasi.
"Apalagi paralayang yang mengambil landing area di Gunung Banyak menjadi salah satu unggulan Jatim dalam program Visit Indonesia Year 2008, maka prasarana dan sarana pendukungnya harus digarap secara serius," katanya
Kondisi yang ada sekarang ini masih belum memadai seperti areal parkir, fasilitas umum berupa toilet, serta fasilitas pendukung lainnya.
Untuk memasyarakatkan potensi wisata baru tersebut, katanya, pihaknya juga menggandeng Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), agar dipromosikan dan menjadi satu paket wisata yang bisa ditawarkan pada tamu-tamu hotel yang berwisata ke Kota Batu.
Secara teknis, kata mantan guru olahraga itu, masyarakat yang ingin menikmati panorama dan keindahan Kota Batu melalui paralayang, baik perorangan maupun rombongan bisa langsung ke FASI dan untuk biaya dikenakan sebesar Rp250 ribu untuk sekali terbang, termasuk peralatan dan didampingi seorang atlet paralayang profesional sebagai tandem.
Menanggapi belum memadainya fasilitas umum sebagai penunjang wisata paralayang, Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Batu Selfianingsih mengatakan, pihaknya bersama dinas terkait yang melibatkan FASI dan PHRI segera melakukan koordinasi yang membahas pengembangan wisata paralayang di daerah itu.
Ia mengemukakan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan membicarakan secara kontinyu dengan pihak Perhutani atau Dinas Kehutanan Kabupaten Malang, karena lokasi paralayang di Gunung Banyak melewati wilayah Kabupaten Malang yang nantinya dijadikan jalan utama menuju lokasi.
"Jujur saja, sekarang ini kita masih menunggu pengesahan APBD tahun 2008, meski kita sudah membuat program termasuk untuk pengembangan dan penambahan fasilitas di lokasi wisata paralayang, kita masih 'jalan di tempat' kalau anggarannya belum ada," katanya.
[media-indonesia.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar