Senin, 10 Oktober 2011

Teropong Bintang Boscha (Kabupaten Bandung Barat, Lembang)

Observatorium yang sebagian besar didanai oleh Karel Albert Rudolf Bosscha
Berada di atas tanah seluas 6 hektar dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, membuat kawasan ini dianggap cocok menjadi tempat mengamati bintang-bintang, planet-planet dan benda-benda langit lainnya, selain memberikan udara yang sejuk dan pemandangan yang indah, karena dulu pada masa pembangunannya dalam radius lima kilometer daerah ini relatif masih kosong sehingga masih terbebas dari polusi cahaya yang bisa mengurangi kualitas pembentukkan citra atau hasil pengamat terhadap benda langit yang sedang diamati.

Observatorium terbaik di Asia Tenggara ini mempunyai lima buah teleskop besar, yaitu Teleskop Refraktor Ganda Zeiss, Teleskop Schmidt Bima Sakti, Teleskop Refraktor Bamberg, Teleskop Cassegrain GOTO dan Teleskop Refraktor Unitron. Setiap teleskop mempunyai spesifikasi tersendiri dan digunakan untuk keperluan berbeda-beda.

Setiap tahun sekitar 60.000 orang, yang 80%-nya adalah pelajar, mengunjungi observatorium ini untuk melihat temuan pakar-pakar dunia atas benda-benda langit. Sejak didirikan, tak kurang 500 kertas kerja telah dihasilkan oleh Observatorium Bosscha.

Taman Wisata Air Panas Guci - Tegal

Wisata Guci Berbatasan dengan Brebes dan Pekalongan Obyek Wisata Guci berada di kaki Gunung Slamet. Wisata Guci yang secara geografis masuk ke wilayah Kabupaten Tegal ini merupakan daerah subur yang berudara dingin. Suasana pegununungan sudah tampak ketika kita memasuki daerah kabupaten Tegal. Wisata Guci ini tepatnya berlokasi di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.

Sebelum memasuki obyek wisata pemandian air panas Guci itu akan kita lewati daerah subur dengan pemandangan sawah, perkebunan sayur dan bawang merah akan mendominasi sepanjang kanan dan kiri jalan yang kita lalui. Rasa tak sabar ingin merasakan air yang konon berkhasiat di Guci terhibur dengan pemandangan indah dan udara sejuk itu. Jalan raya menuju Objek Wisata Guci yang tidak terlalu ramai semakin merasuk ke dalam jiwa serta membangkitkan suasasa pedesaan nan damai.

Wisata Guci
Sekitar lima kilometer lagi menuju lokasi, tampak vila-vila atau pemondokan yang berjejer dipinggir disewakan untuk menampung para pengunjung yang ingin bermalam. Tegal tidak hanya dikenal dengan Gucinya, teh pocinya tidak boleh dilupakan untuk dicicipi. Rasanya kurang lengkap jika sudah sampai di Tegal tidak menghirup tehnya yang kental dan manis. Pocinya yang terbuat dari tanah liat menambah kenikmatan tersendiri.

Wisata Guci
Menurut mitos yang telah beredar selama ratusan tahun, air panas Guci adalah air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi pemberian air itu dengan nama Guci.(artikel Berbagai Sumber).Objek Wisata Indonesia Surga Dunia.

Baturaden Purwokerto - Banyumas

Bila mendengar Gunung Slamet, pastinya kita mengenal bahwa gunung ini merupakan gunung tertinggi di propinsi Jawa Tengah. Tidak itu saja, orang juga langsung mengenal kawasan wisata Guci Tegal dan Baturaden Purwokerto, karena kedua kawasan wisata ini terkenal dengan kesejukan dan keindahannya, yang lokasinya berada di  lereng Gunung Slamet. Kedua-duanya menawarkan tempat wisata yang menarik, terutama karena kedua tempat ini terdapat sumber air panas yang mengandung belerang, yang berguna untuk kesehatan kulit.

Kawasan wisata Baturaden
Orang lebih mengenal dan menyebut kawasan Baturaden Purwokerto, karena lokasinya lebih dekat dengan kota Purwokerto, yang merupakan pusat (ibukota) Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Dari kota Purwokerto, kawasan wisata Baturaden berjarak berkisar 15 KM atau dapat ditempuh dengan waktu berkisar 30 menit.

Baturaden terletak di sebelah utara kota Purwokerto tepat di lereng sebelah selatan Gunung Slamet. Baturaden karena letaknya di lereng gunung menjadikan kawasan ini memiliki hawa yang sejuk dan cenderung sangat dingin terutama di malam hari. Baturaden juga merupakan daerah wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal, terutama pada hari minggu dan hari libur nasional. Kondisi tersebut menyebabkan banyak hotel dan vila didirikan di sini.


Jembatan orange, sungai Gumawang Baturaden

Baturaden dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun umum, dengan lalu lintas yang tidak terlalu padat. Apabila ingin menggunakan kendaraan umum, wisatawan dapat naik angkutan kota dari terminal di Purwokerto dan turun di terminal lokawisata Baturaden. Jika ingin lebih praktis wisatawan dapat menggunakan taksi. Jika memutuskan untuk menggunakan kendaraan pribadi, sebaiknya hati-hati karena jalan yang menanjak dengan kemiringan sekitar 30 derajat.

Baturaden adalah keindahan yang terpancar dari lereng Gunung Slamet, tak hanya menyimpan panorama alam yang molek, tetapi juga cerita rakyat tentang Raden Kamandaka, atau Lutung Kasarung yang cukup akrab di masyarakat Indonesia.
Selain akses yang mudah, area wisata ini juga menyediakan hotel dan aneka penginapan yang memadai. Di samping itu, bagi pecinta alam terbuka disediakan camping ground yang nyaman dan aman. Dan tanpa perlu khawatir akan kesulitan memperoleh makanan, karena di area ini cukup banyak pedagang yang menjajakan makanan, seperti : sate kelinci.

Obyek-obyek wisata yang ada di kawasan Baturaden :
- Air terjun di dalam Lokawisata Baturaden, dengan jembatan orange-nya yang berada di atas sungai Gumawang
- Pancuran Pitu, pemandian air panas yang yang mengandung belerang, dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Terletak di sebelah atas Pancuran Telu.
- Pancuran Telu, pemandian air panas yang yang mengandung belerang. Dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Terletak di sebelah bawah Pancuran Pitu.
- Bumi Perkemahan. Merupakan camping ground yang sering dimanfaatkan oleh para pecinta alam dan penikmat kegiatan out bond. Pernah digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Jambore Nasional Gerakan Pramuka se-Indonesia pada tahun 2001.
- Kaloka Widya Mandala. Taman Kaloka Widya Mandala Baturaden atau Wisata Pendidikan Wanasuka Baturaden merupakan kebun binatang sekaligus sebagai tempat wisata edukasi. Di Taman Kaloka Widya Mandala Baturaden terdapat berbagai macam binatang yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri seperti dari Australia, Asia dan Belanda. Koleksinya meliputi : Sapi kaki lima, Kambing kaki tiga, Gajah, Beruk (Buing), Buaya Irian, Ular Sanca, Kaswari, Monyet, Landak, Iguana, Cendrawasih, Kelelawar, Ayam Kate, Ayam Mutiara, Orang Utan, Elang Bondol, Rusa. Di tempat ini juga terdapat Museum Satwa Langka, seperti: Harimau Sumatera, Beruang Madu, dan Macan Dahan.
- Pemandian Air Panas
- Curug Ceheng
- Wahana Wisata Lembah Combong
- Combong Valley Paint Ball and War Games
- Telaga Sunyi
- Batuaden Adventure Forest

Wisata Paralayang di Batu - Malang

Cabang olahraga Paralayang yang selama ini hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu, saat ini menjadi salah satu wahana potensial wisata di Kota Batu, Jatim, yang bisa dinikmati oleh semua kalangan, termasuk masyarakat umum yang ingin menguji nyali.

Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Federasi Aero Sport Seluruh Indonesia (FASI) Kota Batu Imron Solihin, Selasa (29/1), mengakui, sebagai wahana dan potensi baru agar bisa dinikmati masyarakat luas, olahraga paralayang masih membutuhkan pembenahan dan perhatian serius, terutama prasarana dan sarana pendukung menuju lokasi.

"Apalagi paralayang yang mengambil landing area di Gunung Banyak menjadi salah satu unggulan Jatim dalam program Visit Indonesia Year 2008, maka prasarana dan sarana pendukungnya harus digarap secara serius," katanya

Kondisi yang ada sekarang ini masih belum memadai seperti areal parkir, fasilitas umum berupa toilet, serta fasilitas pendukung lainnya.

Untuk memasyarakatkan potensi wisata baru tersebut, katanya, pihaknya juga menggandeng Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), agar dipromosikan dan menjadi satu paket wisata yang bisa ditawarkan pada tamu-tamu hotel yang berwisata ke Kota Batu.

Secara teknis, kata mantan guru olahraga itu, masyarakat yang ingin menikmati panorama dan keindahan Kota Batu melalui paralayang, baik perorangan maupun rombongan bisa langsung ke FASI dan untuk biaya dikenakan sebesar Rp250 ribu untuk sekali terbang, termasuk peralatan dan didampingi seorang atlet paralayang profesional sebagai tandem.

Menanggapi belum memadainya fasilitas umum sebagai penunjang wisata paralayang, Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Batu Selfianingsih mengatakan, pihaknya bersama dinas terkait yang melibatkan FASI dan PHRI segera melakukan koordinasi yang membahas pengembangan wisata paralayang di daerah itu.

Ia mengemukakan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan membicarakan secara kontinyu dengan pihak Perhutani atau Dinas Kehutanan Kabupaten Malang, karena lokasi paralayang di Gunung Banyak melewati wilayah Kabupaten Malang yang nantinya dijadikan jalan utama menuju lokasi.

"Jujur saja, sekarang ini kita masih menunggu pengesahan APBD tahun 2008, meski kita sudah membuat program termasuk untuk pengembangan dan penambahan fasilitas di lokasi wisata paralayang, kita masih 'jalan di tempat' kalau anggarannya belum ada," katanya.
[media-indonesia.com]